JAKARTA - Bona Paputungan, penyanyi yang tenar dengan lagu Andai Aku Jadi Gayus mengaku ditipu label yang menaunginya MGS Records.
Dia menuturkan, pertama kali menandatangani kontrak 1 April 2011 berlaku tiga tahun sampai 1 April 2013. Fasilitas yang diberikan oleh label MGS, yakni apartemen dan mobil.
Dijanjikan delapan lagu dalam album perdananya, ‘Kebebasan’ akan dirilis, berikut Ring Back Tone (RBT) diberi laporan per tiga bulan. Namun, tak sampai tiga bulan, Bona hanya mendapat janji palsu dari pemilik MGS Records, Yana. Pria yang juga bekerja di perusahaan BUMN, BP Migas. Dia tiba-tiba diusir dari apartemen belum sampai tiga bulan, berikut mobil juga ditarik kembali oleh label.
Penderitaan Bona belum berakhir sampai di situ, dia menceritakan saat mendapatkan job manggung on air maupun off air, dia tidak mendapatkan apa-apa.
“Alasannya pemilik label sih uangnya buat produksi album saya nanti. Padahal itu kan tanggung jawab label,” kata Bona kesal, saat berbincang dengan okezone via telepon, Senin (26/12/2011).
Padahal Bona sudah membayangkan penghasilan yang akan diraihnya dari hasil penjualan album, RBT, juga tampil di acara on air maupun off air. Bahkan, Bona hingga memutuskan memboyong ibunya, istri, dan anaknya ke Jakarta.
“Saya mau kasih nafkah gimana ke keluarga saya. Lalu saya diberi uang Rp2,5 juta perbulan ya saya nerima saja. Tapi itu trik mereka (label), ternyata uang hasil jerih payah saya dari manggung diambil semua,” jelasnya.
Bona mengaku pihak label sampai saat ini sulit dihubungi. Untuk bertahan hidup, Bona pun menumpang di rumah salah satu temannya di Jakarta. (tre)
Dia menuturkan, pertama kali menandatangani kontrak 1 April 2011 berlaku tiga tahun sampai 1 April 2013. Fasilitas yang diberikan oleh label MGS, yakni apartemen dan mobil.
Dijanjikan delapan lagu dalam album perdananya, ‘Kebebasan’ akan dirilis, berikut Ring Back Tone (RBT) diberi laporan per tiga bulan. Namun, tak sampai tiga bulan, Bona hanya mendapat janji palsu dari pemilik MGS Records, Yana. Pria yang juga bekerja di perusahaan BUMN, BP Migas. Dia tiba-tiba diusir dari apartemen belum sampai tiga bulan, berikut mobil juga ditarik kembali oleh label.
Penderitaan Bona belum berakhir sampai di situ, dia menceritakan saat mendapatkan job manggung on air maupun off air, dia tidak mendapatkan apa-apa.
“Alasannya pemilik label sih uangnya buat produksi album saya nanti. Padahal itu kan tanggung jawab label,” kata Bona kesal, saat berbincang dengan okezone via telepon, Senin (26/12/2011).
Padahal Bona sudah membayangkan penghasilan yang akan diraihnya dari hasil penjualan album, RBT, juga tampil di acara on air maupun off air. Bahkan, Bona hingga memutuskan memboyong ibunya, istri, dan anaknya ke Jakarta.
“Saya mau kasih nafkah gimana ke keluarga saya. Lalu saya diberi uang Rp2,5 juta perbulan ya saya nerima saja. Tapi itu trik mereka (label), ternyata uang hasil jerih payah saya dari manggung diambil semua,” jelasnya.
Bona mengaku pihak label sampai saat ini sulit dihubungi. Untuk bertahan hidup, Bona pun menumpang di rumah salah satu temannya di Jakarta. (tre)
0 komentar:
Posting Komentar