Minggu, 18 Maret 2012

detail berita
PERSELINGKUHAN menjadi duri dalam sebuah hubungan berkomitmen. Satu pihak merasa bahagia mendapatkan mitra baru sedangkan pihak lain harus menata hati. Jika si dia selingkuh, bisakah berubah?

Ketika isu orang ketiga menerpa hubungan, kita akan bertanya-tanya, apa penyebabnya hingga si dia mendua? Bisakah dia kembali ke dalam pelukan?

Menurut Sharon Rivkin, terapis keluarga dan pernikahan berlisensi, sebagian peselingkuh bisa berubah sedangkan sebagian lainnya tidak bisa.

"Peselingkuh yang tidak berubah adalah orang-orang yang merasa bahwa selingkuh merupakan hak, seorang yang narsisis, tidak memiliki rasa penyesalan, dan punya gangguan pengendalian impuls," jelasnya.

Sementara, tambahnya, peselingkuh yang dapat berubah adalah orang-orang yang tidak memiliki gangguan karakter atau kecanduan. Alasan yang mendorong perselingkuhannya adalah tidak bahagia dalam hubungan, hubungan sampai pada titik jenuh, kebutuhan tidak terpenuhi, dan sangat miskin komunikasi.

Rivkin menekankan, perselingkuhan merupakan gejala ekstrim dari hubungan yang sudah dalam kondisi sulit untuk sementara waktu. Ini bak dua sisi mata uang; berfungsi sebagai katalisator yang bisa mengakhiri hubungan atau membawa hubungan pada tingkat yang lebih intim.

Simak beberapa tanda peselingkuh bisa atau tidak bisa berubah, seperti dikutip Galtime.

Tanda-tanda peselingkuh yang bisa berubah, di antaranya:

1. Memiliki rasa penyesalan dan sakit setelah berselingkuh.
2. Keinginan untuk mendapatkan bantuan, secara individu maupun bersama pasangan, untuk menyelesaikan penyebab perselingkuhan.
3. Keinginan untuk menunjukkan telepon seluler, e-mail, dan sebagainya kepada pasangan tanpa menjadi defensif.
4. Kemampuan memutuskan hubungan terlarangnya untuk kembali pada hubungan utama.
5. Mengakui kesalahan bahwa mereka telah berselingkuh.

Tanda-tanda peselingkuh tidak bisa berubah, antara lain:

1. Tidak ada penyesalan.
2. Pernah selingkuh dan enggan untuk mencari bantuan.
3. Melanjutkan untuk bersikap defensif terhadap telepon seluler, e-mail, ataupun SMS mereka.
4. Tidak mampu menghentikan perselingkuhan karena gangguan karakter, seperti narsisme, kecanduan seks, dan lainnya.
5. Ketidakmampuan untuk benar-benar mengakui bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, misalnya banyak rasionalisasi, alasan, dan cenderung menyalahkan pasangannya.

Menurut Rivkin, setiap orang harus mendalami hubungan. Bila segala upaya telah dilakukan dan Anda merasa tidak bisa memercayainya lagi, bahkan jika dia menunjukkan tanda-tanda perubahan, Anda mungkin perlu mengambil keputusan untuk meninggalkannya.

"Meninggalkan hubungan yang tidak menyehatkan bukanlah sebuah tanda kegagalan atau kelemahan," tutupnya. follow meBagikan berita ini dengan Like/please dan Share /thanks AndDo You Like This ?

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!